Rabu, 23 Januari 2013

PEMUDA MENURUT KACA MATA HINDU


Sloka Sarasamuccaya, 19

Yasa notkramati matir dharmamrganusarini,
Tamahuh punyakarmani na cocye miyra bandhavaih

Hana pwa wwang tan linggar apageh buddhinya,
Ar tutaken kadamelaning dharmasadhana,ya ikang
Wwang bhagyamanta ling sang pandita, tan
Kalarekena dening kadang mitranya, yad yan
Manakacana panapana mangatitawita tuwi.

artinya:
adalah yang tidak bimbang,bahkan budinya tetap teguh untuk mengikuti jalan pelaksanaan dharma,orang itulah sangat bahagia,kata orang yang berilmu,tidak akn menyebabkan kaum kekerabatan handai tauladan bersedih hati,meski ya sampai berkelana meminta-minta sedekah untuk menyambunn hidup.

Melihat penomena dimasyarakat seperti sekarang ini pemuda hindu sekarang lebih cendrung hedodisme dan westernisasi sehingga mereka lupa dengan ajaran-ajaran dharma dalam kitab suci dan swadarmanya sebagai anak. Jika melihat sloka sarascamusccaya daitas pemuda hendaknya memiliki sifat tidak bimbang bahkan hatinya tetap teguh untuk mengikuti atau melaksanakan dharma dan berilmu pengetahuan sehingga ia menjadiorang yang bahagia.

Dalam persepektif hindu banyak sekarang anak-anak hinduyang tidak memahami ajaran agama hindu.Pemuda  Hindu harus lebih memahami ajaran tuhan, bahwa Tuhan itu satu seperti yang sudah dijelaskan dalam Weda “Ekam sat wiprah bahuda bawanti” yang artinya bahwa tuhan itu satu tapi banyak orang arif  bijaksana menyebut dengan banyak nama. Namun masih ad pemuda hindu masih belum begitu jelas mengenainajaran tersebut. Pemuda Hindu juga kurang memahami mengenai ajran-ajaran suci Weda, misalnya Tri Kaya Parisuda  yaitu berpikir yang baik (Manaacika), berbicara yang baik (Wacika), berbuat/ pebuatan yang baik (Kayika). Dengan kita menjalankan ajaran Tri Kaya Parisuda maka kita sudah menjalankan dharma. Selain itu pemuda Hindu juga harus mengerti Tri Hita Karana yang artinya hubungan segi tiga yang menyebabkan kebahagian di dunia seperti hubungan harmoni antara manusia dengan Tuhan, hubungan harmonis manusia dengan manusia, dan hubungan harmonis  manusia dengan alam. Seperti Tat tvam asi yang artinya aku adalah kamu, maksud dari tat tvam asi tyersebut kita sebagai pemuda hendaknya menghormati dan menghargai sesama manusia, seperti sloka Wasdaiva Kutumbakan yang sesungguhnya kita hidup di dunia ini semua adalah bersaudra. Banyak konflik yang terjadi, baik di bali maupun di daerah lain yang terus menekan umat hindu. Misionaris tak henti-hentinya memberikan doktrin,” jangan salahkan mereka”, belum juga kejadian yang menimpa saudara kita di Lampung.

Mengingat semakin maraknya terjadi konflik baik adat maupun Agama, membuat umat kita khususnya pemuda, semakin tenggelam oleh konflik yang kian terjadi, seperti konflik adat di Bali yang merebutkan hal-hal yang tak patut diperebutkan seperti; perebutan keburan, hal ini sering membuat kita malu dan sering dicibir oleh orang lain. konflik yang menimpa saudara kita di Lampung yang bermula dari hal-hal yang sepele, serta dilakukan oleh pemuda yang hanya dalam klompok kecil, oleh pemuda brutal dan emosi yang tak terkendali, menyebabkan konflik semakin besar, bahkan meluas sampai antar kampung bahkan sampai etnis dan Agama. Ironisnya aparat pemerintah dan kepolisian seolah-olah tidak tahu, membiarkan begitu saja.


Toleransi antar umat beragama di Indonesia telah mencapai titi mengkhawatirkan.”Intoleransi beragama kian hari makin meningkat,” peningkatan ini diakibatkan semakin meluasnya penyebaran kebencian atas dasar agama dikalangan masyarakat. Menempatkan kaum minoritas sebagai musuh,kelompok minoritas menjadi bulan-bulanan aksi tak toerans,intimidasi, perusakan, dan kekerasan.
Begitu banyaknya konfli-konflik terjadi, apakah kita sebagai pemuda hindu harus berdiam diri ? atau hanya sebagai penonton ?, tidak.! Sudah selayaknya pemuda hindu menempatkan diri paling terdepan dalam kehidupan beragama, sesuai dengan apa yang terkandung dalam ajaran Tri Kaya Parisuda dan Tri Hita Karana, sehingga kedepan  Hindu bisa menjadi Agama yang dihormati dan dihargai. Tidak dicap sebagai Agama penuh dengan mistik, melainkan sebagai Agama cintai damai dan Agama satu Tuhan, tapi orang bijak menyebut dengan banyak nama. Bukan agama mistik atau Agama penyembah setan.









Hari Raya Galungan




Penjelasan Hari Raya Galungan tersurat dalam Lontar Sunarigama, di mana hari raya ini dirayakan setiap Budha Kliwon Dungulan sesuai penanggalan kalender Bali. Kata Galungan dalam bahasa Jawa bersinonim dengan kata Dungulan yang artinya menang atau unggul yang maknanya adalah mendapatkan kemenangan yang benar dalam hidup ini merupakan sesuatu yang seharusnya kita perjuangkan.
Pada hakekatnya Galungan adalah perayaan bagi kemenangan “Dharma” (kebenaran) melawan “Adharma”(Kebatilan). Selain itu, Galungan pada hakikatnya untuk mensinergikan kekuatan suci yang ada dalam diri setiap manusia untuk membangun jiwa yang terang untuk menghapuskan kekuatan gelap (adharma) dalam diri.
Tuhan sebagai pencipta dipuji dan di puja, termasuk leluhur dan nenek moyang keluarga diundang turun ke dunia untuk sementara kembali berada di tengah–tengah anggota keluarga yang masih hidup. Sesajen menyambut kedatangan leluhur itu disajikan pada di sebuah Merajan/sanggah keluarga. Penjor selamat datang dibuat dari bambu melengkung, dihiasi janur dan bunga dan diisi sanggah di bagian bawahnya serta hiasan lamak di pancang di depan pintu masuk rumah masing-masing.
Sebelum puncak perayaan Galungan ada beberapa rangkaian yang harus dilalui diantarnya;
1.     Sugian
2.     Penyajaan
3.     Penampahan.
Sugian terdiri dari tiga kali, yaitu Budha Pon wuku Sungsang yang sering disebut Sugian Tenten.  Sugian itu penyucian awal, penyajaan, dan penampahan.Tenten artinya sadar atau kesadaran. Galungan hendaknya dirayakan dengan kesadaran rohani. Mengikuti tradisi hendaknya dengan kesadaran, orang yang sadar adalah orang yang bisa membeda-bedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang patut dan mana yang tidak patut. Wrehaspati Wage wuku Sungsang adalah Sugian Jawa, maknanya perayaan ini untuk menyucikan bhuwana agung/alam semesta. Bhuana agung menyucikan alam lingkungan hidup kita ini.
Sedangkan Sugian Bali pada Sukra Kliwon Sungsang yang bermakna sebagai media untuk menyucikan diri pribadi. Embang Sugian pada Redite Paing Wuku Dungulan yaitu untuk mengheningkan kesadaran diri sampai suci (nirmala). Esoknya pada hari penyajahan dinyatakan untuk memohon air suci sebagai permohonan restu pada Tuhan. Pada Anggara Wage wuku Dungulan disebut penampahan yang maknanya dalam hal ini adalah ”menyembelih” sifat-sifat kebinatangan yang bersembunyi dalam diri kita, seperti sifat Rajah dan Tamah. Setelah dilakukan tahapan-tahapan tersebut barulah mencapai puncak Hari Raya Galungan.
Perayaan ini biasanya diisi dengan persembahyangan di pura desa dan Merajan/sanggahkawitan  masing-masing, dilakukan pada pagi hari dan setelah itu semua orang keluar ke jalan dengan berpakaian baru yang indah, mengunjungi sanak saudara dan handai tolan, sambil menikmati kebesaran hari raya tersebut dan bersyukur atas segala berkah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan yang Maha Esa.
https://docs.google.com/file/d/0B-jnTTOOW7sYLW1fcVhheGF0RmM/edit 

NGABEN “GRATIS” DI JAKARTA


Umat Hindu di kawasan Jakarta Jabodetabek saat ini patut merasa bahagia,  karena beberapa waktu yang lalu telah melaksanakan kewajibanya, melaksanakan ( Pitra yadnya ). Acara ini dilaksanakan di areal Graha Yadnya, Cilincing, yang diikuti oleh umat hindu sejabodetabek dan Banten. Pelaksanaan ini sudah direncanakan sejak dulu namun baru terlaksana tahun 2012. Acara ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk melaksankan Yadnya dengan dasar tulus iklas, tanpa membebani keluarga yang diaben. Adapun tujuan dari upacara ngaben adalah untuk menuntaskan kewajiban moral kepada leluhur dan sebagai bentuk tanggungjawab dari yang hidup kepada keluarga yang telah meninggal.
          Adapun label “Gratis” yang sengaja disosialisasikan dalm Pitra Yadnya sama sekali bukan untuk mengurangi dan mengecilkan nilai dari yadnya itu sendiri. “ pada dasarnya kita tidak mengenal tentang konsep yadnya dilaksanakan secara gratis, karena yadnya sendiri berarti pengorbanan secara tulus iklas,” gratis di sini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran bersama dan membuang jauh segala pandangan miring tentang pelaksanakan yadnya yang bdilaksanakan secara mewah dan berlebihan. Pitra yadnya yang dilaksanakan di Jakarta  bila dilihat sisi ekonomi sangat episien karena tidak harus pulang ke Bali untuk melaksanakan upacara ngaben. Pitra yadnya yang dilaksankan pertama kali ini memiliki nilai lebih, setidaknya hal ini dapat dilihat bahwa semua anggota keluarga yang turut melaksanakan yadnya sama sekali ntidak dipatok biaya, semua menyumbang dengan tulus sesua dengan kemampuan, bahkan ada satu keluarga yang tidak mampu justru  mendapat bantuan agar bisa melaksanakan upacara pengabenan ini.
https://docs.google.com/file/d/0B-jnTTOOW7sYa2ltVTJNVUZFdzQ/edit 




Senin, 21 Januari 2013

CATUR ASRAMA

Catur Asrama adalah empat tingkatan kehidupan yang wajib/ideal dijalani manusia Hindu selama hidupnya, yaitu : Brahmacari, Grhastha, Vanaprastha, dan Bhiksuka. Karena menjadi kewajiban, maka bila ada manusia Hindu yang tidak melaksanakan catur ashrama dengan baik, akan sia-sialah hidupnya di dunia ini.
Brahmacari
Brahmacari adalah masa belajar, masa menuntut ilmu/pendidikan. Brahmacari dalam arti sempit adalah masa belajar secara formal misalnya belajar sejak TK sampai perguruan tinggi. Brahmacari dalam arti yang lebih luas, adalah upaya meningkatkan pengetahuan dengan berbagai cara (formal dan informal) yang berlangsung sepanjang masa kehidupan karena sebenarnya proses belajar-mengajar berlangsung tiada henti. Brahmacari dalam arti khusus ada dua yaitu :
1) Brahmacari dalam kaitan masa aguron-guron (belajar agama/spiritual) seorang sisya (siswa) kepada Nabe (guruspiritual) dimana Nabe tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik dan melatih, dan
2) Brahmacari dalam arti menjauhkan diri dari keinginan sex atau tidak kawin/nikah selama hidup. Yang terakhir ini disebut sebagai sukhla brahmacari. Pentingnya Brahmacari Ashrama, disebutkan dalam Atharvaveda sebagai berikut :Brahmacaryena tapasa, raja rastram vi raksati, acaryo brahmacaryena, brahmacarinam icchate (XI.5.17). Sa dadhara prthivim divam ca (XI.5.1). Tasmin devah sammanaso bha vanti (XI.5.1)

Artinya :
Seorang pemimpin dengan mengutamakan brahmacari dapat melindungi rakyatnya, dan seorang guru yang melaksanakan brahmacari menjadikan siswanya orang yang sempurna; Seseorang yang melaksanka brahmacari akan menjadi penopang kekuatan dunia; Tuhan (Hyang Widhi) bersemayam pada diri seorang brahmacari.

Dari kutipan Veda itu jelaslah kiranya bahwa kewajiban manusia yang utama dan yang pertama dilakukan adalah menuntut ilmu atau belajar dan berpendidikan, karena dari pendidikan/pengajaranlah pikiran dikembangkan untuk menuju kepada Catur purushaarta seperti yang telah dikemukakan dalam uraian tentang catur purushaarta terdahulu. Pelajaran dan pendidikan juga akan membangun kemampuan berpikir untuk memilah antara dharma (perbuatan baik) dan adharma (perbuatan tidak baik) sehingga manusia dapat mencapai kesempurnaan hidup.
Kitab suci Sarasamusccaya 2 :Manusah sarvabhutesu varttate vai subhasubhe, asubhesu samavistam subhesvevavakarayet.
Artinya :
Diantara semua mahluk hidup, hanya yang dilahirkan sebagai manusia sajalah yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk, leburlah kedalam perbuatan baik segala yang buruk itu; demikianlah pahalanya menjadi manusia.
Dalam Upanisad disebutkan pula bahwa arti kata Manusah adalah : Manu = kebijaksanaan, sah = mempunyai. Jadi manusia adalah mahluk yang mempunyai kebijaksanan. Kebijaksanaan diperoleh dari tiga kemampuan kodrati manusia yaitu Sabda (kemampuan berbicara), Bayu (kemampuan bergerak) dan Idep (kemampuan berpikir). "Idep" yang dituntun oleh ajaran agama dan ilmu pengetahuan akan menjadikan manusia itu lebih bijaksana sehingga disebut sebagai manusia yang sempurna. Mahluk lain seperti binatang hanya mempunyai dua kemampuan saja yaitu kemampuan bergerak (bayu) dan kemampuan bersuara (sabda). Binatang tidak mempunyai kemampuan berpikir (idep) oleh karena itu binatang beraktivitas berdasarkan naluri, tidak berdasarkan pikiran. Tumbuh-tumbuhan hanya mempunyai kemampuan tumbuh (bayu) saja, tidak mempunyai sabda dan idep.Selanjutnya Sarasamusccaya menyatakan bahwa kita wajib bersyukur karena atman telah menjelma menjadi manusia, mahluk yang utama, karena itu gunakanlah kesempatan hidup yang sempit ini dengan sebaik-baiknya, kesempatan mana sungguh sangat sulit diperoleh; lakukanlah segala sesuatu yang baik (melalui brahmacari) yang mencegah kejatuhan harkat kemanusiaan, gunakanlah kesempatan ini untuk mencapai moksa/sorga. "Paramarthanya, pengpengen ta pwa katemwaniking si dadi wwang, durlabha wi ya ta, saksat handaning mara ring swarga ika, sanimittaning tan tiba muwah ta pwa damelakena"
https://docs.google.com/file/d/0B-jnTTOOW7sYRkdCVTVMNWc1Rm8/edit 

TRI HITA KARANA DALAM KONSEP AGAMA HINDU


Tri Hita Karana berasal dari kata “Tri” yang artinya tiga, “Hita” yang artinya kebahagian, dan “Karana” yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri Hita Karana tiga penyebab terciptanya kebahagian.
          Konsef kosmologi Tri Hita Karana merupakan palsafah tangguh. Falsafah tersebut memiliki konsep yang dapat keunikan ragam budaya dan lingkungan, ditengah hantaman globalisasi dan homogenosasi. Pada dasarnya hakekat ajaran Tri Hita Karana menekankan tiga hubungan  kehidupan dengan manusia di Dunia ini. Setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekitarnya.
Ketiga itu meliputi hubungan manusia dengan sesame, manusia dengan alam sekitarnya, manusia dengan Tuhan.
          Hakekat mendasar Tri Hita Karana mengandung pengertian 3 ( tiga ) penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam sekitarnya, manusia dengan sesamanya. Dengan menerapkan falsafah itu tersebut, diharapkan dapat menggantikan pandangan hidup modrn yang lebih mengedepankan Individualisme dan materialism.  Membudayakan Tri Hita Karana akan dapat mengapus pandangan yang mendorong komsumsiresme, pertikain, dan gejolak.

Ketiga penyebab kebahagian itu adalah
Manusia dengan Tuhan
Manusia adlah ciptaan Tuhan, sedangkan atman ada dalam diri manusia merupakan percikan sinar suci kebesaran Tuhan, yang menyababkan manusia bisa hidup. Manusia berhutang nyawa pada Tuhan, oleh karena itu setiap manusia wajib berterimakasih, berbakti, dan selalu sujud. Itu dapat dinyatakan dalam bentuk puja dan puji terhadap kebesarannya
-         perrlunya beribadah dan melaksanakan perintahNya
-         perlunya melaksanakan tirta yatra atau dharma yatra  (kunjungan ketempat-tempat suci)
-         yoga semadi
-         mengikuti, mempelajari, dan melaksanakan ajaran-ajran dharma
Manusia dengan lingkungan
Manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu, manusia memperoleh bahan keperluan hidup dari lingkungan, dengan demikian manusia sangat tergantung pada lingkungan. oleh karena itu manusia harus selalu memperhatikan lingkungannya, lingkungan harus terjaga dan terpelihara, tidak boleh dirusak, hutan tidak boleh ditebang semuanya karena dapat merusak keseimbangan alam. Hutan yang rapi, tenang akan menyebabkan rasa tenang, tentram dalam diri manusia.
Manusia dengan sesamanya
Sebagai makhluk social,manusia tidak bisa hidup menyendiri.  Merka memerlukan bantuan dari kerjasama oaring lain, karena itu hubungan dengan sesama harus baik dan harmonis. Hubungan antara sesama harus berlandaskan saling asah, asuh, asih. Yang artinya saling menghargai, mengasihi, dan melindungi. hubungan antara keluarga dirumah harus harmonis, dengan masyarakat juga harus harmonis. Hubungan baik ini mnenciptakan keamanan dan kedamaian lahiar batindan masyarakat yang aman akan menciptakan tujuan yang tentram dan sejahtera.
Unsur – unsure Tri Hita Karana
Meliputi
-         Sangyang Jagat Karana
-         Buana
-         Manusi
Unsur-unsur Tri Hita Karana itu terdapat dalam kitab Begawad Gita III 10 berbunyi
“ Sahayajnah prajah sristwa pura waca prajapatih mena prasawisya dhiwan esa wostiwistah kamaduk”
Yang artinya
          Pada jaman dulu prajapati menciptakan manusia dengan
          Yadnya dan bersabda. Dengan ini lingkungan akan ber
          Kembang dan akan menjadi kamaduk dari kehidupan.

https://docs.google.com/file/d/0B-jnTTOOW7sYOTBScENmUTFiMjA/edit